Jumat, 06 Desember 2013

MEMBUAT BATIK



MEMBUAT BATIK



Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatan batik tidak banyak mengalami perubahan. Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Berikut ini adalah uraian lebih detailnya:

Di masa kini, pengusaha batik juga menyediakan pendidikan batik kilat pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Yang diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar, dan biasanya menggunakan kain selebar saputangan sebagai percobaan. Dengan demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya dalam beberapa jam dan biaya yang diperlukan pun sangat kecil. Tradisi ini sangat bagus untuk memperkenalkan proses membatik kepada masyarakat, terutama generasi muda. Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.

1)   Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

2)   Nyorek atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.

3)   Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

4)   Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

5)   Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6)   Ngerok dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

7)   Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

8)   Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

9)   Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.








MEMBUAT ANYAMAN ROTAN



Dalam proses pembuatan anyaman kursi rotan dilakuan beberapa tahapan antara lain :

Pertama, proses yang disebut pembuatan kerangka kursi, dimana dalam proses pembuatan kerangka kursi menggunakan alat pembengko agar rotan tersebut bisa dilekukan sesuai dengan model desainnya.

Kedua, proses penganyaman.  Tujuan dari proses penganyaman ini untuk menutupi kerangka kursi yang sesuai dengan jenis kursi dan  desainnya.  Untuk jenis kursi standar tidak terlalu banyak menggunakan rotan yang banyak dan juga tingkat kerumitannya tidak terlalu rumit.  Sedangkan jenis kursi anyaman menggunakan bahan rotan polis.  Yang dimaksud rotan polis adalah jenis rotan yang sudah dibersihkan kulitnya atau dengan kata lain yang biasa disebut dengan rotan putih. Dalam proses penganyamannya menggunakan rotan polis dan juga kulit rotan.  Dengan tujuan untuk kursi anyaman menggunakan kulit rotan agar tiadak terlau banyak menggunakan rotan polis.  Sedangkan rotan polis digunakan untuk menutupi bagian permukaan kursi.

Ketiga, mengecat.  Yaitu memberikan warna dasar pada kursi tesebut.  Dengan menggunakan kuas.

Keempat, Proses finishing. Yang dimaksud dengan pinishing adal proses yang merupakan tahap terakhir dala proses pembuatan kursi rotan. Dimana dalam prosesnya yaitu antara lain:

Proses finishing kursi rotan untuk interior maupun eksterior tidak jauh berbeda dengan finishing kursi dari kayu. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan finishing rotan adalah: 1. Bersihkan permukaan rotan dari debu, minyak, wax dll. 2. kurangi kandungan air pada rotan dengan cara pemanasan (oil bathing  treatment). 
Berikut 4 teknik finishing kursi rotan dapat dilakukan sebagai berikut :

1.   Natural Coating
Cara yang paling sering dilakukan adalah kursi rotan diamplas halus dan diberi sanding sealer, kemudian diberi pelapis akhir dengan menggunakan clear coating (cat tranparan) dari jenis nitrocellulose (NC). Serat-serat rotan akan tampak lebih alami. Warna rotan yang putih kekuningan atau kuning kecoklatan akan muncul dengan pesona naturalnya.

2.   Fancy Colour
Fancy adalah ragam produk pengecatan yang dapat menciptakan efek unik pada hasil finishing kursi rotan untuk interior maupun eksterior. Produk-produk yang termasuk dalam kelompok fancy adalah fancy sealer yang memberi efek warna pastel semi transparan, fancy pearl yang memberi efek kilauan mutiara dan fancy glitter yang memberi efek metalik.

3    Water Based Glaze
Water Based Glaze adalah pewarna pori-pori kayu berpengencer air yang tidak berbau (ramah lingkungan), dan cepat kering. Karena mewarnai pori-pori, produk ini dapat mengekspos keindahan serat atau tekstur dari substrat yang digunakan. Bila Water Based Glaze ini diaplikasikan pada lekukan-lekukan ukiran atau sela-sela anyaman, dapat memberikan kesan antik atau klasik yang disebabkan oleh kedalaman nuansa warna gelap-terang yang diciptakannya. Produk ini diaplikasikan dengan cara dikuas, kemudian dibal (wipping). Water Based Glaze memiliki warna dark brown (coklat tua) dan black (hitam). Penggunaan Water Based Glaze pada permukaan licin seperti rotan berkulit, pandan, eceng gondok, dan sejenisnya, sebaiknya didahului oleh pengaplikasian Water Based Stain pada bahan-bahan kursi tersebut di atas agar memiliki daya rekat yang baik.

4.   Stain
Bila kursi rotan ingin berwarna gelap seperti cold at tua dapat dilakukan proses finishing dengan menggunakan stain. Rotan akan mendapatkan warna yang sama, senada, atau seragam dan merata jika dicampurkan dengan sanding-sealer. Kemudian kursi rotan diberi cat pelapis (top coating) transparan dari jenis nitrocellulose (NC). Pewarnaan dengan menggunakan stain ini sangat beragam pilihannya, misalnya produk Danastain dari Danapaint mempunyai lebih kurang 20 jenis warna mulai dari warna teak (jati), mahony red, dark mahagony, brown, black dsb

Asmaul Husna, 99 Nama Allah, 99 Names of God, terjemahan dua bahasa, Virgana, Unindra



Asmaul Husna, 99 Nama Allah, 99 Names of God, terjemahan dua bahasa, Virgana, Unindra
  1. Ar Rahman                       = Maha Pengasih                               = The Benefecient
  2. Ar Rahim                          = Maha Penyayang                            = The Merciful
  3. Al Maaliku                       = Maha Raja                                     =The Soverign Lord
  4. Al Qudduusu                    = Maha Suci                                     =The Holy
  5. As Salaamu                      = Maha Keselamatan                        = The Source of Peace
  6. Al Mukminu                     = Maha Mengamankan                      = Guardian of Faith
  7. Al Muhaiminu                   = Maha Merawat                              = The Protektor
  8. Al ‘Aziisu                         = Maha Gagah                                  = The Mighty
  9. Al Jabbaaru                      = Maha Perkasa                                = The Compeller
  10. Al Mutakabbiru                = Maha Pembesar                             =The Majestic
  11. Al Khaaliqu                      = Maha Pencipta                               =The Creator
  12. Al Baari’u                         = Maha Penata                                  = The Evolver
  13. Al Mushawwiru                = Maha Pelukis                                 = The Fashioner
  14. Al ghaffaaru                      = Maha Pengampun                          = The Foegiver
  15. Al Qahhaaru                     = Maha Pengunjuk kekuatan             = The Subduer
  16. Al Wahhaabu                   = Maha Penganugrah                         = The Bestower
  17. Ar Razzaqu                      = Maha Penabur Rezeki                    =  The Provider
  18. Al Fattaahu                       = Maha membuka (hati)                    = The Opener (heart)
  19. Al ‘Aliimu                         = Maha Mengetahui (ilmu)                 = The knowing
  20. Al Qaabidlu                      = Maha Mengendali                          = The Constictor
  21. Al Baasithu                       = Maha Memperluas                         = The Expander
  22. Al Khaafidlu                     = Maha Merendahkan                       = The Abaser
                                               (demi keadilan)                              
  23. Ar Raafi’ u                       = Maha Mengangkat                         = The Exalter
     c                                        (demi keadilan)                              
  24. Al Mu’izzu                        = Maha Membeningkan                     = The Honorer
  25. Al Muzillu                         = Maha Menyesatkan                        = The Dishonorer
                                               (demi keadilan)                              
  26. Al Saami’u                       = Maha Mendengar                           = The Hearing
  27. Al Bashiru                        = Maha Melihat                                 = The Seeing
  28. Al Hakamu                       = Maha Menilai                                 = The Judge
  29. Al ‘Adlu                           =  Maha Adil                                     = The Justice
  30. Al Lathiifu                         = Maha Lembut                                = The Subtle One
  31. Ala Kabiiru                       =  Maha Waspada                            = The Aware
  32. Al Haliimu                        = Maha Penyantun                            =The Forbearing On
  33. Al ‘Adhiimu                      = Maha Agung                                  =  The Great one
  34. Al Gafuuru                        = Maha Pengampun                          = The Forgiveness
  35. Asy Syakuuru                   = Maha Mensyukuri                          = The The Appreciative
  36. Al ‘Aliyyu                         = Maha Tinggi                                   = The Highest
  37. Al Kabiiru                        = Maha Besar                                   = The Greatest
  38. Al Hafiidhu                       = Maha Penjaga                                = The Preserver
  39. Al Muqiitu                        = Maha Pemelihara                           = The Maintainer
  40. Al Hasiibu                        =  Maha Pembuat Perhitungan           = The Auditor
  41. Al Jaliilu                            = Maha Luhur                                   = The Sublime One
  42. Al Kariimu                        = Maha Mulya                                  = The The Generouse One
  43. Ar Raqiibu                        = Maha Pembaca Rahasia                 = The Watchful
  44. Al Mujiibu                        = Maha Pemenuh Do’a                     = The Responsive
  45. Al Wasii’u                        = Maha Luas                                  = The Embracing = The widest
  46. Al Hakiimu                       = Maha Bijaksana                             = The Wise
  47. Al Waddudu                     = Maha Penyiram Kesejukan             = The Loving
  48. Al Majiidu                        = Maha Penyondong Kemegahan      = The Most Glriouse
  49. Al Baa’itsu                       = Maha Membangkitkan                   = The Resurrector
  50. Asy Syahiidu                    = Maha Menyaksikan                        = The Witness
  51. Al Haqqu                         = Maha Benar                                   = The Truth
  52. Al Wakiilu                        = Maha Pemanggul amanat                = The Trustee
  53. Al Qawiyyu                      = Maha Sumber Kekuatan                = The strongest
  54. Al Matiinu                        = Maha Menggenggam Kekuatan      = The Firm one
  55. Al Waliyyu                       = Maha Melindungi                           = The Te Protecting
  56. Al Hamidu                        = Maha Terpuji                                 = The Praiseorthy
  57. Al Muhshiyu                     = Maha Menghitung                          = The Rekoner
  58. Al Mubdi’u                     =  Maha Memulai                              =  The originator
  59. Al Mu’iidu                        = Maha mengembalikan                     = The Restorer
  60. Al Muhyi                          = Maha menghidupkan                      = The Giver of Life
  61. Al mumiitu                        = Maha Mematikan                           = The Creator of Death
  62. Al Hayyu                          = maha Hidup                                   = The Alive
  63. Al qayyuumu                    = Maha menegakan                           = the Self Subsisting
  64. Al Waajidu                       =  Maha menemukan                         = The Finder
  65. Al Maajidu                       = maha Mulya                                   = The noble
  66. Al wahhidu                       = maha tunggal                                  = The Unique
  67. Al Ahadu                          = Maha esa                                       = The One
  68. Ash Shamadu                   = Maha Tak Tergantung                    = The eternal
  69. Al qadiru                          = maha menentukan                           = the Able
  70. Al Muqtadiru                    = Maha Berkuasa                              = The Powerful
  71. Al Muqaddimu                 = Maha mendahulukan                      = The Expediter
  72. Al Mu’akhiru                    = maha Mengakhirkan                       = The Delayer
  73. Al Awwalu                       = Maha Permulaan                            = The Fisrt
  74. Al Akhir                           = maha Akhir                                    = The Last
  75. Adh Dhahir                       = Maha Jelas dan Menjelaskan          = The Manifest
  76. Al Bathinu                        = Maha Ghaib                                   = The Hiden
  77. Al Waaliyu                       = Maha Memberikan                         = The Governor
  78. Al Muta’aaliyu                  = Maha Meninggikan                         = The The Most Exlted
  79. Al Barru                           = Maha Pembawa Kebaikan             = The Source of All Goodness
  80. Al tawwaabu                    = Maha Penerima Tobat                    = The Acceptor of Respentance
  81. Al Muntaqimu                   = Maha Menetapkan Batasan            = the Avenger
  82. Al ‘Afuwwu                      = Maha Pemaaf                                 = The Fardoner
  83. Ar Ra’uufu                       = Maha Pemancar Kasih Sayang       = The Compassionate
  84. Maalikulu  Mulku          = Maha Menpunyai Kerajaan            = The Eternal Owner Of Severeignty
  85. Dzul JalaalWal Ikraam      = Maha Memiliki Kebesaran             = The Lord Majesty and Bounty
                                               Serta Kemulyaan 
  86. Al  Muqsithu                     = Maha Menyeimbnagkan                 = The Equitable
  87. Al Jaami’                          = Maha Penghimpun                          = The Gatherer
  88. Al Ghaniyyu                      = Maha Kaya                                    = The Self Sufficient
  89. Al Mughniyu                     = Maha menganugrahi kekayaan        = The Enricher
  90. Al Maani’                         = Maha Mencegah                            = The Preventer
  91. Adh Dhaaru                      = Maha Pemberi Derita                     = The Distresser
  92. An Naafi’                         = Maha Pemberi Manfaat                  = The Profitious
  93. An Nuuru                         = Maha Bercahaya                            = The Light
  94. Al Haadii                          = Maha Pemberi Petunjuk                 = The Guide
  95. Al Badii’                           = Maha Pencipta Keindahan             = The Incomparable
  96. Al Baaqi                           = Maha Kekal                                   = The Everlasting
  97. Al Waaritsu                      = Maha Mewarisi segala hal              = The The Supreme Inheritor
  98. Ar Rasyiidu                      = Maha Penabur Petunjuk                 = The Guide to Right Path
  99. Ash Sahbuuru                   = Maha Sabar                                   = The Patient.


Pengertian Pasar



Pengertian Pasar
Dalam kehidupan sehari-hari, pasar diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual. Pengertian pasar tersebut adalah pengertian pasar secara konkret.
Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar tidak dikaitkan dengan masalah tempat, akan tetapi pengertian pasar lebih dititik beratkan pada kegiatan. Jika ada kegiatan jual beli maka disebut pasar, dan jika tidak terjadi jual beli maka bukan pasar. Pasar dapat terbentuk dimana saja, kapan saja, di dalam bis, di terminal, di halte dan lain-lain. Bahkan transaksi jual beli bisa terjadi via online internet, surat, TV, radio, dan lain-lain. Pengertian pasar menurut ilmu ekonomi tersebut disebut pasar abstrak.
Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli dapat terbentuk dengan adanya syarat-syarat sebagai berikut :
  1. Adanya penjual,
  2. Adanya pembeli,
  3. Tersedianya barang yang diperjualbelikan,
  4. Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli.

Fungsi Pasar
Pasar sebagai tempat transaksi jual beli antara penjual (pedagang) dan pembeli (konsumen) memiliki peran dan fungsi penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat
Asapun fungsi pasar dalam kegiatan ada tiga macam, yaitu antara lain :

1.    Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi sebagai mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi Pasar memiliki fungsi distribusi menyalurkan barang-barang hasil produksi kepada konsumen.
Salah satu kegiatan ekonomi yang pokok adalah kegiatan distribusi atau kegiatan penyampaian barang dan jasa hasil produksi kepada konsumen. Untuk melakukan kegiatan distribusi tersebut, dibutuhkan sarana dan prasarana di antaranya adalah pasar.
Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Melalui transaksi jual beli, produsen dapat memasarkan barang hasil produksinya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada konsumen atau kepada pedagang perantara lainnya.
Melalui transaksi jual beli itu pula, konsumen dapat memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhannya secara mudah dan cepat. Jika pasar dapat berfungsi dengan baik, maka kegiatan distribusi dapat berjalan dengan lancar, tetapi jika pasar tidak dapat berfungsi dengan baik, maka kegiatan distribusi juga akan berjalan kurang lancar.

2.    Fungsi Pembentukan Harga
Sebelum terjadi transaksi jual beli terlebih dahulu dilakukan tawar-menawar, sehingga diperoleh kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. dalam proses tawar menawar itulah keinginan kedua belah pihak (antara pembeli dan penjual) digabungkan untuk menentukan kesepakatan harga, atau disebut harga pasar.

3.    Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi, karena di pasar banyak dikunjungi para pembeli. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya memasang spanduk, membagikan leaflet atau brosur penawaran, membagikan sampel atau contoh produk kepada calon pembeli dan sebagainya.
Syarat-syarat terbentuknya pasar:

    Terdapat penjual dan pembeli
    Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
    Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli atau tawar menawar antara pembeli dan penjual
Jenis-Jenis Pasar
Jenis pasar menurut bentuk kegiatannya. Menurut dari bentuk kegiatannya pasar dibagi menjadi 2 yaitu pasar nyata ataupun pasar tidak nyata(abstrak).  Maka kita lihat penjabaran berikut ini:
  • Pasar Nyata.
Pasar nyata adalah pasar diman barang-barang yang akan diperjual belikan dan dapat dibeli oleh pembeli. Contoh pasar tradisional dan pasar swalayan.
  • Pasar Abstrak.
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja. Contoh pasar online, pasar saham, pasar modal dan pasar valuta asing.
Jenis pasar menurut cara transaksinya. Menurut cara transaksinya, jenis pasar dibedakan menjadi pasar tradisional dan pasar modern.
  • Pasar Tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang bersifat tradisional dimana para penjual dan pembeli dapat mengadakan tawar menawar secar langsung. Barang-barang yang diperjual belikan adalah barang yang berupa barang kebutuhan pokok.
  • Pasar Modern
Pasar modern adalah pasar yang bersifat modern dimana barang-barang diperjual belikan dengan harga pas dan denganm layanan sendiri. Tempat berlangsungnya pasar ini adalah di mal, plaza, dan tempat-tempat modern lainnya.
Jenis – Jenis Pasar menurut jenis barangnya. Beberapa pasar hanya menjual satu jenis barang tertentu , misalnya pasar hewan,pasar sayur,pasar buah,pasar ikan dan daging serta pasar loak.
Jenis – Jenis Pasar menurut keleluasaan distribusi. Menurut keluasaan distribusinya barang yang dijual pasar dapat dibedakan menjadi:
  • Pasar Lokal
  • Pasar Daerah
  • Pasar Nasional dan
  • Pasar Internasional
Pengertian dan Macam-macam Pasar Menurut Bentuk dan Strukturnya
Pasar menurut struktur dibedakan menjadi empat macam yaitu pasar persaingan sempurna, monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli.
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan pasar.
Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri berikut ini.
1) Banyak penjual dan pembeli.
2) Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
3) Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar.
4) Harga ditentukan oleh pasar.
5) Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
6) Tidak ada campur tangan pemerintah. Contoh pasar persaingan sempurna antara lain pasar hasil-hasil pertanian.
b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri atas sedikit penjual dan banyak pembeli. Pada pasar ini penjual dapat menentukan harga barang. Barang yang diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar.
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu. Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).
b) Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.
c) Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang canggih.
d) Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
e) Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan harga, contoh: PT Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).
2) Pasar Persaingan Monopolistis
Pasar persaingan monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa dan perdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong.
Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini.
a) Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
b) Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. Contoh: sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
c) Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar.
d) Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
e) Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
f) Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.
3) Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh:
perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan perusahaan semen. Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini.
a) Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual akan memengaruhi penjual lainnya.
b) Produk-produknya berstandar.
c) Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih terbuka.
d) Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.