BAB I
PENDAHULUAN
Kedudukan atau status social merupakan posisi seseorang secara umum dalam
masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Posisi seseorang menyangkut
lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan kewajibannya. Secara abstrak,
kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu pola tertentu. Bahkan, seseorang
bias mempunyai beberapa kedudukan karena memiliki beberapa pola kehidupan.
Beragam status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan
atau konflik status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik batin
yang dialami seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya
yang saling bertentangan. Contoh, Ibu hermin adalah seseorang guru SMK yang
harus kesekolah tiap hari kerja. Namun. Ibu hermin juga merupakan seorang ibu
rumah tangga yang harus merawat anak-anaknya. Ibu hermin bingung untuk memilih
menjadi ibu rumah tangga saja atau menjadi guru saja.
Pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran
tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan
status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting
karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku
di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Status
Dan Peranan Individu Dalam Interaksi Sosial
Status dan peranan merupakan unsure-unsur dalam
struktur social yang mempunyai arti penting bagi sitem social adalah pola-pola
yang mengatur hubungan timbale balik antar individu dalam masyarakat . dalam
hubungan timbale balik tersebut, status dan peranan individu menpunyai arti
penting karena kelanggengan masyarakat tergantung pada keseimbangan
kepentingan-kepentingan indivudu yang bersangkutan.
Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi cara
bersikap yang berbeda dengan orang yang satausnya rendah. Contohnya, cara
bicara dan makan seorang pemilik perusahaan peranya dan peranan seseorang
menentukan apa yang diperbuat ( perilaku ).
|
- Kedudukan ( Status )
Kedudukan atau status social merupakan posisi
seseorang secara umum dalam masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain.
Posisi seseorang menyangkut lingkungan pergaulan, prestige, hak-hak, dan
kewajibannya. Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam satu
pola tertentu. Bahkan, seseorang bias mempunyai beberapa kedudukan karena
memiliki beberapa pola kehidupan.
a. Status
Soaial
Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang
dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang
memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur
masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.
1). Ascribed Status
Ascribed status
adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,
golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2). Achieved Status
Achieved status
adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang
dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dll.
3). Assigned Status
Assigned status
adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat
yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan
masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat,
sesepuh, dan sebagainya.
Didalam suat masyarakat, seseorang bias mempunyai
beberapa status bahkan dalam waktu yang bersamaan, dia menjalankan beberapa
status sekaligus. Contoh, pak supardan adalah seorang kepala sekolah SD. Selain
menjadi kepala sekolah, dia juga seorang kepala rumah tangga, ketua LKMD, serta
pengurus koperasi pertanian.
Beragam
status yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan pertentangan atau konflik
status ( status conflik ). Konflik status adalah konflik batin yang dialami
seseorang sebagai akibat adanya beberapa status yang dimilikinya yang saling
bertentangan. Contoh, Ibu hermin adalah seseorang guru SMK yang harus kesekolah
tiap hari kerja. Namun. Ibu hermin juga merupakan seorang ibu rumah tangga yang
harus merawat anak-anaknya. Ibu hermin bingung untuk memilih menjadi ibu rumah
tangga saja atau menjadi guru saja.
2. Macam-Macam
/ Jenis-Jenis Stratifikasi Sosial
a. Stratifikasi Sosial Tertutup
Stratifikasi
tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut
tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih
rendah.
Contoh
stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali
serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin
anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat
/ bangsawan darah biru.
b. Stratifikasi Sosial Terbuka
Stratifikasi
sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya
dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang
lain.
Misalnya
seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya.
Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata
sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah
diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak
keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran /
penghasilan yang tinggi.
B.
Peran Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban
seseorang sesuai dengan status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak
dapat dipisahkan lagi. Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran
sosial bersifat dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam
masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku
seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian
pola peran sama dengan pola perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat
dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini.
a. Peran
ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu.
Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan pandai.
b. Peran
yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang
ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya yang menginjak
remaja.
c. Peran
yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya.
Misalnya seorang bapak berperan sebagai kepala keluarga.
Di dalam masyarakat banyak individu yang memiliki
lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini dapat berakibat dinamis
bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik, ketegangan, kegagalan,
dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul jika orang harus
memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat bersamaan.
Contohnya seorang guru yang juga seorang ibu rumah
tangga, pada saat putrinya sakit. Pada waktu yang bersamaan ia harus memilih
antara mengajar atau membawa putrinya ke dokter. Pada saat ia memutuskan
mengantar putrinya ke dokter, dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat
yang sama tidak bisa menjalankan peran sebagai guru.
–
Ketegangan
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya.
Ketegangan terjadi apabila seseorang mengalami kesulitan melakukan peran karena adanya ketidaksesuaian antara kewajiban yang harus dijalankan dengan tujuan peran itu sendiri. Contohnya seorang pimpinan perusahaan menerapkan disiplin yang ketat kepada karyawannya yang sebagian besar adalah keluarga dekatnya.
– Kegagalan
peran
Kegagalan peran terjadi apabila seseorang tidak sanggup
menjalankan berbagai peran sekaligus karena terdapat tuntutan-tuntutan yang saling bertentangan.
Dalam kehidupan sehari-hari, peranan menjadi penting karena
berfungsi untuk mengatur perilaku seseorang. Pada beberapa kasus, peranana
menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain.
Orang yang bersangkutan akan dapat
menyesuaikan perilakunya dengan perilaku orang disekitarnya.
|
Interaksi social yang ada dalam
masyarakat merupakan hubugan antara peranan-peranan individu masyarakat. Ada 3 hal yang tercakup
dalam peranan. Ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
- peranan meliputu norma-norma yang berhubungan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
- peranan merupan suatu konsep tentangapa yang dapat dilakukan oleh individu dlam masyarakat sebagai organisasi.
- peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.
Selama seperti status, peranan dapat dimiliki manusia sejak ia dilahirkan
atau diperolehnya dari lingkungan sosialnya. Peran-peran tesebut harus
dilaksanakan sekaligus. Disinilah akan terjadi konflik peranan. Contohnya,
sebagai ketua PKK, ibu hermin harus menghadiri rapat, namun pada saat yang
sama, ia harus mengantar anaknya kerumah sakit.
Perhatikan bagan berikut!
Bagan, contoh konflik peran seorang ibu rumah tangga.
Kompleksitas
status dan peranan individu dalam masyarakat dapat juga digambarkan seperti
bagan berikut.
Bagan. Contoh
kompleksitas status dan peran individu dalam masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Status sosial adalah sekumpulan hak dan
kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton).
Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi
dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah. Antara lain :
o
Ascribed Status
o
Achieved Status
o
Assigned Status
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi.
Tidak ada peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat
dinamis sedangkan status sosial bersifat statis. Dalam masyarakat, peran
dianggap sangat penting karena peran mengatur perilaku seseorang berdasarkan
norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian pola peran sama dengan
pola perilaku. Pola peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam,
berikut ini.
a. Peran
ideal
b. Peran
yang diinginkan yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri.
c. Peran
yang dikerjakan yaitu peran yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya.