MEMBUAT BATIK
Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatan batik
tidak banyak mengalami perubahan. Kegiatan membatik merupakan salah satu
kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti
bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka
ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Berikut ini adalah
uraian lebih detailnya:
Di masa kini, pengusaha batik juga menyediakan
pendidikan batik kilat pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Yang diajarkan
adalah tata cara membatik dengan benar, dan biasanya menggunakan kain selebar
saputangan sebagai percobaan. Dengan demikian, proses membatik itu dapat
dikerjakan hanya dalam beberapa jam dan biaya yang diperlukan pun sangat kecil.
Tradisi ini sangat bagus untuk memperkenalkan proses membatik kepada
masyarakat, terutama generasi muda. Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir.
Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa
berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.
1) Ngemplong
Ngemplong merupakan tahap paling awal atau
pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan
kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu
merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas,
sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.
Setelah melalui proses di atas, kain diberi
kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori
dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
2) Nyorek
atau Memola
Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau
membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada,
atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti
terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat
dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan
pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik,
tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain
di baliknya. Proses ini disebut ganggang.
3) Mbathik
Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara
menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar
garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam
bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian
dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum,
yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.
4) Nembok
Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian
yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan
menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal
seolah-olah merupakan tembok penahan.
5) Medel
Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah
dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang
diinginkan.
6) Ngerok
dan Mbirah
Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara
hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air
bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.
7) Mbironi
Mbironi adalah menutupi warna biru dan
isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain
itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai
dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan
dilakukan.
8) Menyoga
Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis
kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah
dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.
9) Nglorod
Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses
pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang
warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin)
dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air
mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian
diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses
awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu
tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain
batik tulis berharga cukup tinggi.
MEMBUAT ANYAMAN ROTAN
Dalam proses pembuatan anyaman kursi rotan dilakuan beberapa tahapan antara
lain :
Pertama, proses yang disebut pembuatan kerangka kursi, dimana dalam proses
pembuatan kerangka kursi menggunakan alat pembengko agar rotan tersebut bisa
dilekukan sesuai dengan model desainnya.
Kedua, proses penganyaman. Tujuan dari proses penganyaman ini untuk
menutupi kerangka kursi yang sesuai dengan jenis kursi dan
desainnya. Untuk jenis kursi standar tidak terlalu banyak menggunakan
rotan yang banyak dan juga tingkat kerumitannya tidak terlalu rumit.
Sedangkan jenis kursi anyaman menggunakan bahan rotan polis. Yang
dimaksud rotan polis adalah jenis rotan yang sudah dibersihkan kulitnya atau
dengan kata lain yang biasa disebut dengan rotan putih. Dalam proses
penganyamannya menggunakan rotan polis dan juga kulit rotan. Dengan
tujuan untuk kursi anyaman menggunakan kulit rotan agar tiadak terlau banyak
menggunakan rotan polis. Sedangkan rotan polis digunakan untuk menutupi
bagian permukaan kursi.
Ketiga, mengecat. Yaitu memberikan warna dasar pada kursi
tesebut. Dengan menggunakan kuas.
Keempat, Proses finishing. Yang dimaksud dengan pinishing adal proses yang
merupakan tahap terakhir dala proses pembuatan kursi rotan. Dimana dalam
prosesnya yaitu antara lain:
Proses finishing kursi
rotan untuk interior maupun eksterior tidak jauh berbeda dengan finishing
kursi dari kayu. Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan finishing rotan
adalah: 1. Bersihkan permukaan rotan dari debu, minyak, wax dll. 2. kurangi
kandungan air pada rotan dengan cara pemanasan (oil bathing treatment).
Cara yang
paling sering dilakukan adalah kursi rotan diamplas halus dan diberi sanding
sealer, kemudian diberi pelapis akhir dengan menggunakan clear coating
(cat tranparan) dari jenis nitrocellulose (NC). Serat-serat rotan akan
tampak lebih alami. Warna rotan yang putih kekuningan atau kuning kecoklatan
akan muncul dengan pesona naturalnya.
2. Fancy Colour
Fancy adalah
ragam produk pengecatan yang dapat menciptakan efek unik pada hasil finishing
kursi rotan untuk interior maupun eksterior. Produk-produk yang termasuk dalam
kelompok fancy adalah fancy sealer yang memberi efek warna pastel semi
transparan, fancy pearl yang memberi efek kilauan mutiara dan fancy glitter
yang memberi efek metalik.
3 Water Based Glaze
Water
Based Glaze adalah pewarna pori-pori kayu berpengencer air yang tidak
berbau (ramah lingkungan), dan cepat kering. Karena mewarnai pori-pori, produk
ini dapat mengekspos keindahan serat atau tekstur dari substrat yang digunakan.
Bila Water Based Glaze ini diaplikasikan pada lekukan-lekukan ukiran
atau sela-sela anyaman, dapat memberikan kesan antik atau klasik yang
disebabkan oleh kedalaman nuansa warna gelap-terang yang diciptakannya. Produk
ini diaplikasikan dengan cara dikuas, kemudian dibal (wipping). Water
Based Glaze memiliki warna dark brown (coklat tua) dan black
(hitam). Penggunaan Water Based Glaze pada permukaan licin seperti rotan
berkulit, pandan, eceng gondok, dan sejenisnya, sebaiknya didahului oleh
pengaplikasian Water Based Stain pada bahan-bahan kursi tersebut di atas
agar memiliki daya rekat yang baik.
4. Stain
Bila kursi rotan ingin berwarna gelap seperti cold at
tua dapat dilakukan proses finishing dengan menggunakan stain.
Rotan akan mendapatkan warna yang sama, senada, atau seragam dan merata jika
dicampurkan dengan sanding-sealer. Kemudian kursi rotan diberi cat
pelapis (top coating) transparan dari jenis nitrocellulose (NC).
Pewarnaan dengan menggunakan stain ini sangat beragam
pilihannya, misalnya produk Danastain dari Danapaint mempunyai lebih kurang 20
jenis warna mulai dari warna teak (jati), mahony red, dark
mahagony, brown, black dsb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar